Banyak orang yang tak percaya dengan perubahan melalui kotak suara.
Terlebih, pada berbagai ajang pemilihan, dari pemilihan kepala desa,
pemilihan bupati, pemilihan gubernur, pemilihan anggota DPRD hingga
pemilihan presiden. Kandidat-kandidat yang disediakan itu-itu saja dan
sebagian besar telah dan pernah menjadi pemimpin di daerah, baik itu
mantan bupati atau mantan birokrasi yang track record-nya biasa biasa
saja. Jadi wajar angka golput dalam setiap momentum pilkada selalau
tinggi.
Kamis, 20 September 2012, Kalimantan Barat akan
menggelar pilkada. Ini momentum sangat penting bagi semua pihak. Bagi
masyarakat Kalimantan Barat, momentum pilkada membuka harapan baru.
Karena kita diberi kesempatan memilih 4 pasang kandidat. Konfigurasi
politiknya tidak beragam semua didukung oleh partai politik.
Empat kandidat memang diharapkan. Dengan begitu, ada banyak gagasan yang
bisa dipertarungkan. Sebab, seperti diketahui, Kalbar juga memendam
begitu banyak persoalan: kemiskinan, pengangguran, layanan publik yang
buruk, kemacetan, kekerasan, diskriminasi, infrastruktur dan
kesejahteraan masyarakat perbatasan dan lain-lain.
upaya
pilkada Kalbar bisa menjadi arena pertarungan gagasan dan program, dan
agar rakyat tidak terjebak pada janji-janji palsu, maka harus
memperjuangkan beberapa hal berikut : Pertama, pilkada harus dijalankan
secara jurdil dan demokratis. Untuk itu, pilkada harus dipastikan jauh
dari politik uang, kecurangan (mark-up DPT, mobilisasi birokrasi,
manipulasi suara), bebas dari tekanan dan intimidasi, dan persekongkolan
para penyelenggara pilkada. Seluruh masyarakat di Kalbar harus
dipastikan hak politiknya terpenuhi. Oleh karena itu, tidak dibenarkan
ada penghilangan hak politik rakyat karena alasan-alasan administrasi
kependudukan.
Kedua, rakyat harus memilih kandidat yang sesuai
suara hati nurani masing-masing. Sebab, seperti kita ketahui, sebagian
besar persoalan di Kalbar tidak bisa dilepaskan dari problem kemiskinan
infrastruktur dan pengangguran IPM (Indek Pembangunan Manusia) yang
rendah. Masyarakat Kalbar perlu memeriksa sikap-sikap politik kandidat
terhadap sejumlah isu: bagaimana sikap si kandidat terkait pengelolaan
kekayaan alam Kalbar? Bagaimana sikapnya terhadap pasar rakyat atau
pasar tradisional? Bagaimana sikapnya terhadap industri menengah dan
kecil? Bagaimana sikapnya tentang pemenuhan hak dasar (tugas negara)
bagaimana sikapnya terhadap derah pedalaman dan perbatasan? Bagaimana
sikapnya terhadap pendidikan dan IPM Kalbar? dan masih banyak lagi
pertanyaan lainnya.
Ketiga, rakyat harus memilih kandidat yang
punya keinginan mempraktekkan bentuk politik yang berbeda. Di sini,
“politik berbeda” artinya meninggalkan atau keluar dari gaya berpolitik
tradisional yang korup, elitis, formalistik, super-mewah, dan
klientalistik. Kita butuh pemimpin yang sederhana dan tidak berjarak
dengan masyarakat. Dan, yang lebih penting, kita butuh pemimpin yang
menempatkan rakyat sebagai “protagonis” dalam pemajuan Kalimantan Barat.
Pemimpin yang menarik partisipasi politik rakyat untuk terlibat dalam
berbagai perumusan kebijakan pembangunan Kalimantan Barat/kabupaten dan
kota.
Keempat, pilihlah kandidat yang punya cita-cita politik
untuk ‘mengistimewakan kita (rakyat)’. Prioritas mereka adalah
mengangkat orang atau sektor-sektor sosial yang dulunya ditinggalkan dan
dipinggirkan. Meskipun, tentu saja, tidak meninggalkan keprihatinan
terhadap warga secara keseluruhan.Kelima, untuk memperjuangkan
Kalimantan Barat baru, harus diyakini bahwa hal itu tidak cukup dengan
“ganti sopir”. Kita tidak mungkin menggunakan kendaraan yang sama yang
pernah dipergunakan. Untuk itu, perjuangan menuju Kalimantan Barat baru
memerlukan kendaraan baru pula. Jika kendaraan sebelumnya hanya
ditumpangi segelintir elit dan kaum kaya, maka kendaraan baru ini
haruslah menampung kita sebagai pemberi amanah.
Momentum
pilkada tidak bisa dilewatkan. Gunakan hak politik Anda sebaik-baiknya
dan pastikan tertuju pada kandidat yang tepat. Jangan pilih yang sudah
kadaluarsa dan terbukti gagal. Tapi, jika Anda tidak punya pilihan, maka
Anda harus mengorganisir diri dan komunitas kita untuk memperjuangkan
perubahan lewat jalur lain. Jangan hanya mengutuki keadaan, tetapi
bertindaklah. Dan mari kita sukseskan pemilihan kepala daerah 20
September 2012. Semoga.
by : Sumadi Mahesa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar